PERSIAPAN LAHAN
- Lokasi
- Pengukuran batas - batas lokasi dan penentuan tatak letak,
- Dekat dengan sumber air,
- Dekat dengan sumber top soil yang subur,
- Usahakan ditengah - tengah rencana lokasi main nursery, supaya mudah saat transplanting,
- Bukan lokasi yang mudah tergenang air (drainiase baik),
- Jauh dari ancaman hama seperti pinggiran hutan dengan jarak minimal 20 meter, atau ancaman pencurian seperti pinggiran perkampungan,
- Usahakan dapat terpantau selama 24 jam (dekat dengan kantor nursery).
- Pembersihan Areal
- Setelah batas - batas lokasi diukur, langkah selanjutnya land clearing,
- Pembersihan lahan dengan cara diimas, tumbang, kemudian diperun, kemudian diratakan menggunakan bulldozer, pastikan tidak ada tanah yang menggunduk supaya tidak ada potensi lokasi genangan air,
- Sisah - sisah kayu harus dikeluarkan dari areal nursery,
- Pembuatan Bedengan
- Secara umum 0.45ha pre nursery dapat menyuplai 1000 ha lahan tanam,
- Ukuran bedengan panjang 10 m x lebar 80 cm = + 1200 bibit. Untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi dilapangan,
- Ditepi bedengan diberi papan penyanggah bibit setinggi 10 cm, dengan tebal papan 2 cm,
- Arah bedengan membujur timur - barat,
- Jarak antar bedengan 0,6 - 1 meter,
- Pembuatan Naungan
- Tinggi tiang 2 meter,
- Jarak antar tiang 2 meter,
- Atap naungan menggunakan daun pelepah sawit, atau plastik net 60% shade (kegelapan),
- 10 minggu setelah tanam ( tumbuh 2 helai daun) naungan dikurangi separuhnya, dan 12 minggu setelah tanam seluruh naungan sudah dibuka,
- Pembuatan Jalan
- Desain jalan harus mempertimbangkan ukuran polybag yang diapakai, , dan metode penyiraman yang akan dibuat, dan juga perhatikan tiga hal ini yaitu jaringan suplay air utama, pagar, dan sistem irigasi,
- Lebar jalan 7 meter, dan setiap sisi jalan dibuat parit lebar 0.5 x 0.5 meter - 1 1 x 1 meter,
- Jalan harus benar - benar bebas dari banjir, tidak mudah becek untuk itu bila perlu dilakukan pengerasan dan pemberian batu,
- Sumber Air
- Carilah lokasi pembibitan yang dekat dengan sumber air seperti sungai atau danau yang tidak pernah kering sepanjang tahun,
- Pembuatan Pagar Konvensional
- Untuk melindingi dari serangan babi rentangkan kawat berduri pada ketinggian dari permukaan tanah yaitu 30 cm, 60 cm, 90 cm, dan 120 cm,
- Untuk melindungi dari serangan tikus atau bintang pengerat laiinya buatlah pagar dari seng yang diletakkan serapat mungkin dari tanah setinggi 1 meter,
- Bisa juga menggunakan bahan dari alam seperti bambu ataupun kayu, namun bagian yang ditanam diberikan,
- Tiang - tiang terbuat dari benda keras, untuk kayu menggunakan ukuran 10 cm x 10 cm x 180 cm, sedangkan tiang sudur mengunakan ukuran 10 cm x 10 cm x 220 cm, tiang - tiang ini ditanam 60 cm dpt, namun sebelum ditanam tiang - tiang tersebut diberi bahan pengawit anti rayap dan jamur seperti tir,
- Jarak antar tiang 2 m - 3 m, tergantung jenis hama dilokasi tersebut, semakin besar potensi hama maka tiang - tiang semakin rapat,
- Pintu pembibitan tidak lebih dari dua pintu, ini untuk mempermudah pengontrolan keluar masuk meterial atau bibit,
- Apabila terpaksa menggunakan pagar listrik, gunakan tegangan 0.5 - 0.9 volt AC, tentu saja ini adalah pilihan yang paling terakhir.
SISTEM PENYIRAMAN
Pastikan saat penyiraman tanah polybag tidak rusak, gunakan penyiraman dengan cara pengabutan yang bisa menggunakan selang politen perforasi.
POLYBAG KECIL
- Ukuran polybag kecil tebal 0.075 mm, lebar 15 cm, panjang 23 cm ( 180 lembar / kg), bila diisi tanah maka akan membentuk dimensi diamater + 10 cm dan tinggi + 17,5 cm),
- Lubang perforasi dimulai dari 1/3 bagian atas dengan jarak lubang 3 cm, dengan 2 baris lubang,
- Warnah polybag hitam, bila disobek akan melar (tidak mudah sobek).
TANAH
Untuk tanah yang baik, maka jangan gunakan sumber tanah dari hal - hal berikut ini yaitu :
- Tanah subsoil,
- Tanah areal tanaman kelapa sawit,
- Berasal dari serangan ganoderma,
- Draenase buruk, sering tergenang,
- Batuan,
gunakanlah sumber - sumber tanah seperti ini :
- Top soil yaitu 100 cm,
- Tanah humus,
- Liat berpasir, kandungan pasir 20 - 30%,
- Bila tanah mengandung liat berat, tambahkan pasir kasar sebanyak 1/3 bagian tanah,
- Tanah adalah tanah yang sudah diayak dengan ayakan 0.5 - 1 cm,
PENGISIAN POLYBAG KECIL
- Ingat media tanam benih yang baik yaitu top soil 10 cm, tanah humus, tanah liat berpasir mengandung 20 - 30% pasir, tanah dari drainase yang baik, tanah bebas hama, jamur dan penyakit,
- Tanah diayak dengan ayakan ukuran 0,5 - 1 cm,
- Tanah ayakan dicampur dengan pupuk RP dengan perbandingan RP 50 kg : 2m3 tanah, hasil dari campuran tersebut dapat mengisi 1000 polybag kecil,
- Tanah yang sudah mengadung pupuk RP diisikan ke dalam polybag kecil sampai penuh, pemadatan tanah cukup dengan menguncang - guncang polybag (jangan terlalu dipakasa hingga terlalu padat),
- Polybag disusun 10 polybag kecil di bedengan yang sudah dipersiapkan, panjang barisan polybag atau bedengan disesuaikan kondisi dilapangan,
- Sebelum ditanam tanah dalam polybag kecil disiram sampai jenuh selama satu minggu untuk pemadatan secara alami, bila ada tanah yang terlalu turun maka tambahkan tanah hingga menyisahkan 2 cm ketinggian bibir polybag.
PENANAMAN
- Siapkan tampah plastik yang berisikan fungisida Thiram dengan konsentrasi dalam air 0,2%,
- Buka kantong benih secara berhati - hati,
- Masukkan benih kedalam tampah yang berisikan larutan fungisida 0,2% dari fungisida Thiram,
- Seleksi kecambang yang layak tanam, pisahkan ke tampah kecil yang beralaskan kain atau karung basah yang sudah direndam fungisida Thiram,
- Tanam kecambang dengan memastikan plumula diatas, terkadang menemukan benih yang tumbuh plumula dan radikula membentul leter "L" maka dalam kasus ini yang anda harus perhatikan adalah posisi plumula diatas, bila kita mengutamakan posisi radikula dan pluluma miring maka pertumbuhan dan akan terplintir,
- Tutup benih setebal 1 cm, pastikan plumula tertutupi, jika tidak maka pertumbuhan bibit juga akan abnormal,
PERLAKUKAN BENIH BERJAMUR
Benih yang terserang jamur dapat diidentifikasi dengan melihat warna plumula dan radikula. Benih yang sehat berwarna putih lebih segar, sedangkan yang terserang jamur berwarna kekuning - kuningan.
Penyortiran ini dilakukan saat pembukaan kantong plastik dan dilakuan pemilihan yang dibagi menjadi beberapa bagian seperti afkir, double tone, terserang jamur, dan sehat.
Benih yang terserang jamur dikarantina dengan direndam fungisida merek Dethane dengan konsentrasi larutan 0,2% paling cepat 2 menit lalu ditanam ditempat terpisah khusus plot yang terserang jamur.
Catatan : apabila benih yang diterima mengalami kerusakan atau terserang jamur lebih dari 0.5% harus dilaporkan departemen riset atau atau quality control.
PERLAKUKAN BENIH DOUBLE TONE
Benih double tone atau lebih sering dijumpai, untuk saat ini belum ada riset yang menggali dampak dari penanaman bibit double tone. Untuk itu sebaiknya bibit double tone disemai ditempa terpisah seperti juga perlakukan pada benih terserang jamur.
Kesulitan yang sering dijumpai pada benih double tone yaitu saat penyemaian yaitu :
- Kedua plumula berbeda berbeda arah hampir 360 derajat, bila dijumpai seperti ini maka salah satu tunas dimatikan,
- Triple tone : bila hanya bisa menyelamatkan dua tunas, maka tunas satunya dimatikan,
- Kedua plumula berbeda arah 180 derajat, maka diambil titik tengah sebagai garis vertikal arah penyemaian,
- Kedua plumula sama arah atau hampir sama arah, maka bisa dilakukan seperti cara diatas.
PERLAKUAN BENIH AFKIR
Benih afkir seperti mati karena patah, atau tidak tumbuh tunas, dll dikarantina seperti benih terserang jamur, dan disemai pada plot tersendiri seperti perlakuan benih terserang jamur. Benih - Benih ini akan dipantau sampai hidup, bila benih ini hidup maka akan digabungkan dengan benih yang tersrang jamur.
CATATAN : KETIGA PERLAKUAN BENIH DIATAS PADA SETIAP PERUSAHAAN MEMILIKI KEBIJAKAN YANG BERBEDA, UNTUK ITU DIPERLUKAN KOORDINASI YANG BENAR TENTANG PEMANFAATAN KETIGA PERLAKUAN DIATAS. APABILA HARUS DITANAM KELAPANGAN, MAKA SEBAIKNYA DIBUATKAN PLOT DI BLOK - BLOK TANAM SUPAYA DAPAT DIPANTAU DAN MENJADI KEKAYAAN DATA PERUSAHAAN.
PENYIRAMAN
Kebutuhan air pada masa pre nursery berkisar 0,2 - 0,3 liter / hari atau apabila hujan pada hari sebelumnya 8 mm. Penyiraman bisa menggunakan gempor, atau selang yang dibeli kepala gembor, atau selang politen perforasi (misalnya sumisansui). Lama penyiraman selama 40 menit atau sampai jenuh.
Catatan : Saat penyiraman jangan samapi merusak permukaan tanah pada polybag, gunakan kepala gempor yang benar - benar halu.
PEMUPUKAN
Umur Bibit
(minggu)
|
Cara Aplikasi
(disemprot/disebar)
|
Dosis Pupuk
(gram)
|
Pada saat
pengisian tanah ke babybag
|
Dicampur
dengan tanah
|
10 gram RP per babybag
|
4
|
Disemprot/Disiram
|
30 gram Urea/15 liter air/500 bibit
|
5
|
Disemprot/Disiram
|
30 gram Urea/15 liter air/500 bibit
|
6
|
Disemprot/Disiram
|
30 gram Urea/15 liter air/500 bibit
|
7
|
Disemprot/Disiram
|
30 gram Urea/15 liter air/500 bibit
|
8
|
Disemprot/Disiram
|
30 gram Urea/15 liter air/500 bibit
|
9
|
Disemprot/Disiram
|
40 gram Urea/15 gram MOP/15 liter air/500
bibit
|
11
|
Disemprot/Disiram
|
40 gram Urea/15 gram MOP/15 liter air/500
bibit
|
PERHITUNGAN BENIH TUMBUH SETELAH 2 MINGGU - 1 BULAN SETELAH TANAM
Setelah dua minggu sampai satu bulan setelah tanam dilakukan perhitungan benih yang tidak tumbuh, bila benih tidak tumbuh lebih dari 2% laporkan kepada departemen riset atau quality control dan simpan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
SELEKSI BIBIT
Seleksi bibit di pre nursery dilakukan dua tahap yaitu pada umur 2 bulan setelah tanam dan pada saat transplanting.
Adapun jenis bibit - bibit yang diafkir yaitu :
- Pucuk bengkong/ berputar : hal ini dikarenakan penanaman terbalik (plumula dibawah, sedangkan rakikula dibawah ),
- Daun lalang / daun sempit : faktor genetik,
- Daun kerdil dan sempit : faktor genetik,
- Daun menyempit / tegak : faktor genetik,
- Daun menggulung : faktor genetik,
- Daun melipat : kekurangan air,
- Bibit kerdil : kekurangan air / faktor genetik,
- Chimaera : faktor genetik,
- Terserang penyakit seperti bercak daun (jamur culvularia), daun membusuk dari tepi (anthracnose)yang disebabkan oleh jamur Botriodiplodia, Melanconium elaidis, dan Glomerella singulata.
BAHAN KIMIA DI NURSERY
Insektisida
Merek
|
Sasaran
|
Dosis
|
Dursban 75
|
Belalang
|
2,0 – 3,0 ml/lt air
|
Diptrex 95 SP
|
Serangga pemakan daun
|
1,5 – 2,0 gr/lt air
|
Furadan 3 G
|
Serangga pemakan daun
|
20 gr/bibit
|
Orthene 50 SP
|
Serangga pemakan daun
|
1,5 – 2,0 gr/lt air
|
Fungisida
Merek
|
Sasaran
|
Dosis
|
Polyram Comby
|
J a m u r
|
2,0 – 3,0 gr/lt air
|
Tiram
|
J a m u r
|
2,0 – 3,0 gr/lt
air
|
Captam
|
J a m u r
|
2,0 – 3,0 gr/lt
air
|
Ditahane
|
J a m u r
|
2,0 – 3,0 gr/lt
air
|
Herbisida
Merek
|
Sasaran
|
Dosis
|
Gramoxone
|
G u l m a
|
8,0 ml/lt air
|
Roud up
|
G u l m a
|
4,0 ml/lt air
|
Basmilang
|
G u l m a
|
4,0 ml/lt air
|
Polaris
|
G u l m a
|
4,0 ml/lt air
|
Basta
|
G u l m a
|
4,0 ml/lt air
|
Akarisida
Merek
|
Sasaran
|
Dosis
|
Tedion
|
Tungau Merah
|
1,5 – 2,0 ml/lt air
|
Rogor 40
|
Tungau Merah
|
1,5 – 2,0 ml/lt air
|
Mitac
|
Tungau Merah
|
1,5 – 2,0 ml/lt air
|
Plictron
|
Tungau Merah
|
1,5 – 2,0 ml/lt air
|
Catatan : Waktu aplikasi bahan kimia diatas adalah setelah penyiraman bibit, jangan setelah aplikasi lalu dilakukan penyiraman bibit, untuk itu diperlukan koordinasi antara pekerja pengendalian hama dan penyakit dengan petugas penyiraman bibit.
CONTOH BERBAGAI KONDISI KECAMBAH
Kondisi Penyemaian Benih |
Umur Benih (Satuan Minggu) |
Catatan : Benih yang sampai harus segera disemai, untuk perlu persiapan yang matang antara persiapan lahan dan pembelian benih.
Culling Types |
Sistem Pembibitan Satu Tahap (Single Stage) |
Bedengan di Tahap Pre Nursery |
Bersambung.....