Wednesday, October 21, 2015

KUMPULAN PERCOBAAN / PENELITIAN

PENGENDALIAN Chromolaena odorata
Menggunakan Herbisida Glyphosate + Triclopyr 75 + 10 : 12 Liter Air
Menggunakan herbisida glyphosate dan triclopyr dengan konsentrasi masing - masing yaitu glyphosate 75ml + triclopyr 10 ml dalam 12 liter air. Efikasi terhadap gulma sasaran tidak konsisten terutama pada Chromolaena  yang sudah tua dan tinggi.

Menggunakan Herbisida Glyphosate + Triclopyr 100 + 15 : 12 Liter Air
Menggunakan herbisida glyphosate dan triclopyr dengan konsentrasi masing - masing yaitu glyphosate 100 + triclopyr 15 ml dalam 12 ml liter air. Efikasi pada Chromolaena yang tidak tua ( < 2 meter ) konsisten, namun yang sudah tua > 2 meter masih tidan konsisten.

Menggunakan Herbisida Glyphosate + Triclopyr + Surfaktan 100 + 15 + 12 : 12 Liter Air
Menggunakan herbisida glyphosate dan triclopyr dengan konsentrasi masing - masing yaitu glyphosate 100 ml + triclopyr 15 ml + Surfaktan 12 ml dalam 12 liter air. Efikasi pada Chromolaena konsisten untuk segala umur.




PENGENDALIAN BAMBU LIAR
Menggunakan Herbisida Triclopyr + Gramoxone + Surfaktan + Solar ( Larutan Emulsi ) 1:1:0.2:10
Dengan cara disiramkan langsung ke batang dan rumput hingga merata. Pada bambu yang besar dengan tinggi 8 meter, bambu tersebut tidak mengalami gejala keracunan herbisida, sedangkan pada bambu kecil - kecil mengalami gajala keracunan herbisida dan mati. Namun pada bambu - bambu kecil dengan diameter rumput > 1 meter bambu tersebut hanya mengering namun tumbuh kembali.

Menggunakan Herbisida Triclopyr + Solar 1:10
Perlakuan dengan cara menebas pangkal batang bambu hingga mepet ke tanah. Alat yang dignakan harus kampak yang sangat tajam, bila menggunakan parang akan lebih sulit dan tangah sakit menahan getaran saat menebas. Setelah bambu - bambu sudah habis ditebas dengan kampak, kemudian bersinkan permukaan bonggol yang sudah ditebas dengan sapu, cara ini untuk memastikan bidang bonggol yang akan poisoning / dioles herbisida dan juga supaya herbisida bisa langsung kontak dengan bonggol. Setelah terlihat seluruh bidang bonggol bambu, kemudian lukai bonggol bambu dengan cara mencacah - cacah dengan sembarang yang bertujuan untuk membuka jaringan bonggol akar bambu. Setelah itu barulah disiramkan larutan herbisida ke permukaan bonggol. Cara ini sangat efektif, bambu tidak tumbuh kembali. Satu bonggol dengan diameter 2 meter dapat diselesaikan selama 2 jam dengan jumlah 2 orang. Kemampuan satu tim yang berjumlah 2 orang hanya dapat menyelesaikan 2 - 3 rumpun dalam waktu 7 jam.

Dengan Cara Di atas Menggunakan Herbisida Methyl metsulfuron + Air 1:10
Hasil tidak efektif, bambu tumbuh kembali.

Dengan Cara Di atas Menggunakan Herbisida Glyphosate + Air 1:10
Hasil tidak efektif, bambu tumbuh kembali.


PENGENDALIAN PISANG LIAR
Kalau pengendalian pisang ini sangat sederhana. Buatlah batang - batang kecil seperti tusuk sate, boleh terbuat dari bambu, atau jenis kayu lainnya, yang paling bagus ranting kayu yang kuat namun memiliki inti batang berbentuk busa.
  1. Keringkan batang yang sudah kita bentuk tusuk sate, pastikan benar - benar kering.
  2. Lalu batang tusuk sate itu kita rendam kedalam herbisida glyphosate selama satu malam, apabila kita menggunakan batang tusuk sate yang banyak menyerap herbisida, maka batang tersebut lebih baik.
  3. Pilih batang pisang yang paling besar di antara rumpun pisang tersebut, tusukkan sekitar 15 cm dari pangkal batang hingga menembus inti batang dari pokok pisang tersebut.

Hasil ini efektif, apabila kita tepat memiliki batang yang akan kita racuni, maka seluruh rumpun akan mati, kalau masih ragu, tusuk saja seluruh pisang yang ada, ingat penusukan harus sampai ke inti batang.

GAMBAR TANAMAN INANG PREDATOR ULAT PEMAKAN DAUN KELAPA SAWIT (UPDKS)












Tanaman bermanfaat diatas yang paling umum dibudidayakan di perkebunan kelapa sawit yaitu Turnera subulata, Turnera ulmifolia, Casia tora, Antigonon leptopus, dan Euphorbia heloscopia. Sedangkan tumbuhan lain biasanya sudah tersedia di alam secara liar. Sebagai planter yang pintar sebaiknya kita harus benar-benar cermat dalam pengendalian gulma supaya tumbuhan yang bermanfaat tidak musnah.

KALIBRASI ALAT SEMPROT HERBISIDA

Dilakukannya kalibrasi alat semprot bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan nozzle yang tepat supaya herbisida yang kita gunakan efektif dan efisien. 

Dalam menggunakan alat semprot perlu diperhatikan faktor - faktor berikut ini :
  • Jumlah produk,
  • Kecepatan jalan pengguna alat semprot,
  • Tekanan semprot,
  • Ukuran nozzle,
  • Jenis nozzle,
  • Bidang semprot ( jenis, ketebalan atau ketinggian target),

RUMUS KONSENTRASI LARUTAN (KL)


















RUMUS VOLUME SEMPROT (VS)














LANGKAH - LANGKAH KALIBRASI
  1. Ukur Curah Nozzle (CN), ( liter / menit ),
  2. Pasang kertas peka sepanjang jalur semprot, 
  3. Hitung Kecepatan Jalan (KJ), ( meter / menit ),
  4. Ukur Lebar Semprot (LS), ( meter ), 
  5. Hitung Volume Semprot (VS), ( liter / Ha )
  6. Masing - masing  langkah diulang 3 X , kemudian diambil rata - ratanya.
  7. Hitung droplet ( jumlah butiran semprot ) / Cm2 
  8. Ambil  kesimpulan hasil aplikasi
Lakukan langkah - langkah tersebut di luasan 25 m2, dan catat seluruh data dan buat kesimpulan.


CATATAN
Untuk menentukan konsentrasi larutan herbisida, perlu dilakukan percobaan (demplot herbisda) sedikitnya 3 demplot per satu perlakuan, tujuannya untuk melihat konsistensi efikasi dari larutan yang kita racik. Raciknya larutan herbisida dari konsentrasi terendah hingga tertinggi.

Perlu diingat bahwa mengunakan konsentrasi terlalu tinggi berdampak pada resistensi gulma, pencemaran, pemborosan, dll. Sedangkan terlalu rendah konsentrasi larutan berdampak pada efikasi herbisida yang rendah, dan kerugian tenaga kerja.