Wednesday, November 25, 2015

MAIN NURSERY

PERSIAPAN MAIN NURSERY
  • Persiapan main nursery harus sudah diselesaikan selambat - lambatnya 2 bulan sebelum jadwal tranplanting pre nursery ke main nursery,
  • Jarak antar bibit untuk umur maksimal 15 bulan adalah 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi, kapasitas 14.000 / ha,
  • Pipa intel pompa irigasi harus menggunakan saringan, bila tidak ada saringan yang standar, kita bisa menggunakan drum yang kita lubangi,

UKURAN POLYBAG BESAR
Penggunaan polybag harus disesuaikan dengan perencanaan umur bibit akan ditanam. Cermati tabel kebutuhan polybag besar dibawah ini :


Rencana Umur Bibit akan Ditanam Di Lapangan
Ukuran Polybag (p x l)

(cm)
Tebal Polybag

(mm)
9  - 12 bulan

12 - 18 bulan

18 - 24 bulan
38 x 45

40 x 50

60 x 75
0,08

0,15

0,18

dengan spesifikasi polybag terbuat dari polythene, terdapat 4 baris lubang di setiap sisi, jarak antar lubang 5 cm dengan jumlah lubang 80 lubang perforasi, diameter lubang + 0,3cm. Untuk ukuran 40 x 50 cm dengan tebal 0.15 mm akan berjumlah 18 polybag / kg. 


MEDIA TANAM (TANAH + PUPUK)
  • Media tanah merupakan tanah top soil dengan kedalaman maksimal 20 cm, bukan dari kebun kelapa sawit, bukan dari tanah yang tergenang, terbebebas dari patogen, ambilah sumber tanah dari hutan,
  • Tanah harus diayak menggunakan ayakan ukuran 15 x 15 cm,
  • 1m3 tanah dapat mengisi 55 polybag besar,

PENGISIAN TANAH POLYBAG BESAR

  • Polybag dibalik (sisi dalam menjadi sisi luar), hal ini dilakukan supaya setelah polybag diisi tanah dapat berdiri tegak dengan baik,
  • Isi polybag dengan tanah, lakukan pemadatan dengan cara mengguncang - guncang isi polybag, jangan lakukan pemadatan dengan cara di tekan,
  • Isi dan padatan dengan dengan cara diatas, sisahkan 2,5 cm dari bibit polybag untuk tidak terisi tanah, ini dilakukan supaya lebih mudah menampung air saat pemadatan dengan cara penyiraman,


PENYUSUNAN POLYBAG
  • Polybag disusun berdasarkan titik pancang,
  • Titik pancang berjarak 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi,
  • Sedangkan untuk persediaan bibit sisip yang berjumlah 15% menggunakan carak pancang 150 x 150 x 150 cm segitiga sama sisi,
  • Saat melakukan penyunan polybag, pengangkatan polybag dengan meletakan kedua telapak tangan di dasar polybag (seperti digendong),
  • Pastikan bibit benar - benar berdisi sempurna (tidak ada yang patah pinggang),


TRANSPLANTING PRE NURSERY - MAIN NURSERY
  • Satu hari sebelum pelaksanaan transplanting, siram polybag besar sampai benar - benar jenuh supaya mudah untuk melubangi tanah, dan siram bibit kecil sampai jenuh supaya tanah pada polybag kecil benar - benar dalam kondisi padat dan terikat,
  • Buatlah alat untuk melubangi polybag besar, lubang disesuaikan dengan tinggi dan lebar polybag kecil,
  • Lubangi tanah pada polybag kecil, pastikan lubang tepat ditengah - tengah polybag besar,
  • Taburkan pupuk RP sebanyak 100 gram untuk setiap lubang, taburkan secara merata di dinding  lubang,
  • Sayat lingkaran bawah pada polybag kecil dan lepaskan, lalu letakan diatas polybag besar lalu sayat bagian samping kiri dan kanan polybag secara vertikal dan masukkan secara perlahan, tarik polybag secara perlahan dengan memastikan tanah pada bibit kecil tidak retak,
  • Tambahkan tanah pada rongga - rongga atara lubang dan tanah polybag kecil,
  • Setelah pemindahan selesai semua, segera dilakukan penyiraman hingga jenuh supaya tanah memadat kembali.


PEMELIHARAAN DI MAIN NURSERY
  • Pembersihan bibit dari gulma meliputi dua areal yaitu atas polybag dan antar polybag,
  • Dilarang menggunakan herbisida sistemik di areal bibitan,
  • Penggunaan herbisiida harus menggunakan alat semprot yang sudah dimodifikasi seperti pemberian sungkup pada bagian atas nozzle supaya drif herbisida tidak mengenai daun bibit, 
  • Semua Peralatan di nursery harus diberi label yang jelas untuk keperluan masing - masing diantaranya "Khusu Herbisida Kontak", "Khusus insektisida", "Khusus Fungisida", "Khusus Pupuk", dll
  • Untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara disemprot,

PENYIRAMAN DI MAIN NURSERY
  • Penyiraman dengan bentuk pengkabutan (mist irrigation) dengan menggunakan polythene perforasi seperti sumisamsui. Volume siraman setera dengan 8 mm curah hujan, atau 2 - 3 liter / polybag besar,
  • Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore yaitu pukul 07:00 s.d pukul 11:00, dan pukul 15:00 sampai selesai,
  • Apabila hujan 10 mm pada malam hari sebelumnya maka boleh tidak dilakukan penyiraman pada hari setelahnya, namun hal ini tidak berlaku untuk bibit main nursery dibawah 3 bulan hal ini untuk menjaga bibit tidak mudah stres paska pemindahan,

PEMUPUKAN DI MAIN NURSERY
 

KONSOLIDASI BIBIT
Pekerjaan konsolidasi bibit dilakukan sesuai kebutuan, hal ini dilakukan untuk menjaga supaya permukaan tanah tetap pada ketinggian 2 cm dari bibit polybag. 

SELEKSI BIBIT DI MAIN NURSERY
Ada 4 (empat) tahapan seleksi bibit yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sejak umur 6 (enam) bulan yaitu :
  1. Tahap pertama umur bibit 6 bulan,
  2. Tahap kedua umur bibit 9 bulan,
  3. Tahap ketiga umur bibit 12 bulan,
  4. Tahap keempat dilakukan pada saat persiapan transplanting bibit ke lapangan,

Adapun bibit - bibit yang diseleksi (afkir) yaitu :
  1. Kerdil (run / stunted) yaitu bibit dengan pertumbuhan vegetatif lebih kerdil dibandingkan dengan bibit seumurnya, hal ini bisa terjadi karena genetik maupun karena kekurangan air.
  2. Tegak (erek) yaitu bibit dengan sudut daun sempit / tajam terhadap sumbuh vertikalnya, helai - helai daun juga tumbuh menyemprit ke pelepah (rachis). Kelainan ini dikarenakan bawaan dari genetik,
  3. Helai daun layu (limp)secara keseluruhan tanaman terlihat tidak sehat seperti pucat dan seluruh helai daun lemas. Ini merupakan kelainan genetik,
  4. Pertumbuhan pelepah rata (flat top) yaitu bibit yang pertumbuhannya tidak seperti pada umumnya (tumbuh membentuk piramida), namun rata dimana pucuk daun dan daun yang lebih tua hampir sama tinggi atau rata. Ini merupakan kelainan genetik,
  5. Anak daun rapat (short internode) yaitu jarak antara anak daun sangat rapat, bentuk pelepah pendek jadi terlihat seperti helai daun terlalu lebat. Ini merupakan kelainan genetik,
  6. Anak daun jauh (wide internode) yaitu jarak antara anak daun sangat renggang, jadi terlihat seperti kekurangan anak daun atau terlihat kurus. Ini merupakan kelainan genetik,
  7. Anak daun menciut (narrow leaf) yaitu anak daun lebih terlihat seperti tumbak tidak lebar pada umumnya, biasanya pertumbuhan helai daun terhadap pelepah (rachis) membentuk sudut yang tajam. Ini merupakan kelainan genetik,
  8. Anak daun tidak pecah (juvenile) yaitu daun - daun tidak pecah tetap bersatu seperti daun tanaman bunga palem - paleman. Ini merupakan kelainan genetik,
  9. Daun berkerut (crincle leaf) yaitu daun - daun mengerut. Hal ini dikarenakan kekurangan air atau karena faktor genetik,
  10. Daun belang (Chimaera) Seluruh daun menjadi pucat atau sebagian bergaris kuning yang berbatas sangat kontras dengan warna hijau daun. Ini merupakan kelainan genetik,
  11. Kerusakan pucuk daun (crown disease) diaman pelepah membangkok bangkah mudah patah, hal ini bisa dikarenakan keracunan herbisida glyphosate atau kelainan genetik,
  12. Bibit menyoklat (blast) bibit berubah warna menjadi coklat dimulai dari pelepah yang lebih tua hingga pelepah lebih muda, hal ini juga akan menyebabkan bibit mati. Hal ini bisa dikarenakan serangan fungi atau kelainan genetik,
  13. Bibit stres karena serangan hama dan penyakit, bibit ini dikarantina di satu plot tersendiri,
 
 


















 

Sunday, November 15, 2015

PRE NURSERY

PERSIAPAN LAHAN
  • Lokasi
    • Pengukuran batas - batas lokasi dan penentuan tatak letak,
    • Dekat dengan sumber air,
    • Dekat dengan sumber top soil yang subur,
    • Usahakan ditengah - tengah rencana lokasi main nursery, supaya mudah saat transplanting,
    • Bukan lokasi yang mudah tergenang air (drainiase baik),
    • Jauh dari ancaman hama seperti pinggiran hutan dengan jarak minimal 20 meter, atau ancaman pencurian seperti pinggiran perkampungan,
    • Usahakan dapat terpantau selama 24 jam (dekat dengan kantor nursery).


  • Pembersihan Areal
    • Setelah batas - batas lokasi diukur, langkah selanjutnya land clearing,
    • Pembersihan lahan dengan cara diimas, tumbang, kemudian diperun, kemudian diratakan menggunakan bulldozer, pastikan tidak ada tanah yang menggunduk supaya tidak ada potensi lokasi genangan air,
    • Sisah - sisah kayu harus dikeluarkan dari areal nursery,
  • Pembuatan Bedengan
    • Secara umum 0.45ha pre nursery dapat menyuplai 1000 ha lahan tanam,
    • Ukuran bedengan panjang 10 m x lebar 80 cm = + 1200 bibit. Untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi dilapangan,
    • Ditepi bedengan diberi papan penyanggah bibit setinggi 10 cm, dengan tebal papan 2 cm,
    • Arah bedengan membujur timur - barat,
    • Jarak antar bedengan 0,6 - 1 meter,
  • Pembuatan Naungan
    • Tinggi tiang 2 meter,
    • Jarak antar tiang 2 meter,
    • Atap naungan menggunakan daun pelepah sawit, atau plastik net 60% shade (kegelapan),
    • 10 minggu setelah tanam ( tumbuh 2 helai daun) naungan dikurangi separuhnya, dan 12 minggu setelah tanam seluruh naungan sudah dibuka,  
  • Pembuatan Jalan
    • Desain jalan harus mempertimbangkan ukuran polybag yang diapakai, , dan  metode penyiraman yang akan dibuat, dan juga perhatikan tiga hal ini yaitu jaringan suplay air utama, pagar, dan sistem irigasi,
    • Lebar jalan 7 meter, dan setiap sisi jalan dibuat parit lebar 0.5 x 0.5 meter - 1 1 x 1 meter,
    • Jalan harus benar - benar bebas dari banjir, tidak mudah becek untuk itu bila perlu dilakukan pengerasan dan pemberian batu,
  • Sumber Air
    • Carilah lokasi pembibitan yang dekat dengan sumber air seperti sungai atau danau yang tidak pernah kering sepanjang tahun,
  • Pembuatan Pagar Konvensional
    • Untuk melindingi dari serangan babi rentangkan kawat berduri pada ketinggian dari permukaan tanah yaitu 30 cm, 60 cm, 90 cm, dan 120 cm,
    • Untuk melindungi dari serangan tikus atau bintang pengerat laiinya buatlah pagar dari seng yang diletakkan serapat mungkin dari tanah setinggi 1 meter,
    • Bisa juga menggunakan bahan dari alam seperti bambu ataupun kayu, namun bagian yang ditanam diberikan,
    • Tiang - tiang terbuat dari benda keras, untuk kayu menggunakan ukuran 10 cm x 10 cm x 180 cm, sedangkan tiang sudur mengunakan ukuran 10 cm x 10 cm x 220 cm, tiang - tiang ini ditanam 60 cm dpt, namun sebelum ditanam tiang - tiang tersebut diberi bahan pengawit anti rayap dan jamur seperti tir,
    • Jarak antar tiang 2 m - 3 m, tergantung jenis hama dilokasi tersebut, semakin besar potensi hama maka tiang - tiang semakin rapat,
    • Pintu pembibitan tidak lebih dari dua pintu, ini untuk mempermudah pengontrolan keluar masuk meterial atau bibit,
    • Apabila terpaksa menggunakan pagar listrik, gunakan tegangan 0.5 - 0.9 volt AC, tentu saja ini adalah pilihan yang paling terakhir.

SISTEM PENYIRAMAN
Pastikan saat penyiraman tanah polybag tidak rusak, gunakan penyiraman dengan cara pengabutan yang bisa menggunakan selang politen perforasi.

POLYBAG KECIL
  • Ukuran polybag kecil tebal 0.075 mm, lebar 15 cm, panjang 23 cm ( 180 lembar / kg), bila diisi tanah maka akan membentuk dimensi diamater + 10 cm dan tinggi + 17,5 cm),
  • Lubang perforasi dimulai dari 1/3 bagian atas dengan jarak lubang 3 cm, dengan 2 baris lubang,
  • Warnah polybag hitam, bila disobek akan melar (tidak mudah sobek). 

TANAH
Untuk tanah yang baik, maka jangan gunakan sumber tanah dari hal - hal berikut ini yaitu :
  • Tanah subsoil,
  • Tanah areal tanaman kelapa sawit,
  • Berasal dari serangan ganoderma,
  • Draenase buruk, sering tergenang,
  • Batuan,
gunakanlah sumber - sumber tanah seperti ini :
  • Top soil yaitu 100 cm,
  • Tanah humus,
  • Liat berpasir, kandungan pasir 20 - 30%,
  • Bila tanah mengandung liat berat, tambahkan pasir kasar sebanyak 1/3 bagian tanah,
  • Tanah adalah tanah yang sudah diayak dengan ayakan 0.5 - 1 cm, 


PENGISIAN POLYBAG KECIL
  • Ingat media tanam benih yang baik yaitu top soil 10 cm, tanah humus, tanah liat berpasir mengandung 20 - 30% pasir, tanah dari drainase yang baik, tanah bebas hama, jamur dan penyakit, 
  • Tanah diayak dengan ayakan ukuran 0,5 - 1 cm,
  • Tanah ayakan dicampur dengan pupuk RP dengan perbandingan RP 50 kg : 2m3 tanah, hasil dari campuran tersebut dapat mengisi 1000 polybag kecil,
  • Tanah yang sudah mengadung pupuk RP diisikan ke dalam polybag kecil sampai penuh, pemadatan tanah cukup dengan menguncang - guncang polybag (jangan terlalu dipakasa hingga terlalu padat),
  • Polybag disusun 10 polybag kecil di bedengan yang sudah dipersiapkan, panjang barisan polybag atau bedengan disesuaikan kondisi dilapangan,
  • Sebelum ditanam tanah dalam polybag kecil disiram sampai jenuh selama satu minggu untuk pemadatan secara alami, bila ada tanah yang terlalu turun maka tambahkan tanah hingga menyisahkan 2 cm ketinggian bibir polybag.

PENANAMAN
  • Siapkan tampah plastik yang berisikan fungisida Thiram dengan konsentrasi dalam air 0,2%,
  • Buka kantong benih secara berhati - hati,
  • Masukkan benih kedalam tampah yang berisikan larutan fungisida 0,2% dari fungisida Thiram,
  • Seleksi kecambang yang layak tanam, pisahkan ke tampah kecil yang beralaskan kain atau karung basah yang sudah direndam fungisida Thiram,
  • Tanam kecambang dengan memastikan plumula diatas, terkadang menemukan benih yang tumbuh plumula dan radikula membentul leter "L" maka dalam kasus ini yang anda harus perhatikan adalah posisi plumula diatas, bila kita mengutamakan posisi radikula dan pluluma miring maka pertumbuhan dan akan terplintir,
  • Tutup benih setebal 1 cm, pastikan plumula tertutupi, jika tidak maka pertumbuhan bibit juga akan abnormal,

PERLAKUKAN BENIH BERJAMUR
Benih yang terserang jamur dapat diidentifikasi dengan melihat warna plumula dan radikula. Benih yang sehat berwarna putih lebih segar, sedangkan yang terserang jamur berwarna kekuning - kuningan.

Penyortiran ini dilakukan saat pembukaan kantong plastik dan dilakuan pemilihan yang dibagi menjadi beberapa bagian seperti afkir, double tone, terserang jamur, dan sehat.

Benih yang terserang jamur dikarantina dengan direndam fungisida merek Dethane dengan konsentrasi larutan 0,2% paling cepat 2 menit lalu ditanam ditempat terpisah khusus plot yang terserang jamur.

Catatan : apabila benih yang diterima mengalami kerusakan atau terserang jamur lebih dari 0.5% harus dilaporkan departemen riset atau atau quality control.


PERLAKUKAN BENIH DOUBLE TONE
Benih double tone atau lebih sering dijumpai, untuk saat ini belum ada riset yang menggali dampak dari penanaman bibit double tone. Untuk itu sebaiknya bibit double tone disemai ditempa terpisah seperti juga perlakukan pada benih terserang jamur.

Kesulitan yang sering dijumpai pada benih double tone yaitu saat penyemaian yaitu :
  • Kedua plumula berbeda berbeda arah hampir 360 derajat, bila dijumpai seperti ini maka salah satu tunas dimatikan,
  • Triple tone : bila hanya bisa menyelamatkan dua tunas, maka tunas satunya dimatikan,
  • Kedua plumula berbeda arah 180 derajat, maka diambil titik tengah sebagai garis vertikal arah penyemaian,
  • Kedua plumula sama arah atau hampir sama arah, maka bisa dilakukan seperti cara diatas.


PERLAKUAN BENIH AFKIR
Benih afkir seperti mati karena patah, atau tidak tumbuh tunas, dll dikarantina seperti benih terserang jamur, dan disemai pada plot tersendiri seperti perlakuan benih terserang jamur. Benih - Benih ini akan dipantau sampai hidup, bila benih ini hidup maka akan digabungkan dengan benih yang tersrang jamur.


CATATAN : KETIGA PERLAKUAN BENIH DIATAS PADA SETIAP PERUSAHAAN MEMILIKI KEBIJAKAN YANG BERBEDA, UNTUK ITU DIPERLUKAN KOORDINASI YANG BENAR TENTANG PEMANFAATAN KETIGA PERLAKUAN DIATAS. APABILA HARUS DITANAM KELAPANGAN, MAKA SEBAIKNYA DIBUATKAN PLOT DI BLOK - BLOK TANAM SUPAYA DAPAT DIPANTAU DAN MENJADI KEKAYAAN DATA PERUSAHAAN.


PENYIRAMAN
Kebutuhan air pada masa pre nursery berkisar 0,2 - 0,3 liter / hari atau apabila hujan pada hari sebelumnya 8 mm. Penyiraman bisa menggunakan gempor, atau selang yang dibeli kepala gembor, atau selang politen perforasi (misalnya sumisansui). Lama penyiraman selama 40 menit atau sampai jenuh. 

Catatan : Saat penyiraman jangan samapi merusak permukaan tanah pada polybag, gunakan kepala gempor yang benar - benar halu. 



PEMUPUKAN


Umur Bibit
(minggu)
Cara Aplikasi
(disemprot/disebar)
Dosis Pupuk
(gram)
Pada saat pengisian tanah ke babybag
Dicampur dengan tanah
10  gram RP per babybag
4
Disemprot/Disiram
30  gram Urea/15 liter air/500 bibit
5
Disemprot/Disiram
30  gram Urea/15 liter air/500 bibit
6
Disemprot/Disiram
30  gram Urea/15 liter air/500 bibit
7
Disemprot/Disiram
30  gram Urea/15 liter air/500 bibit
8
Disemprot/Disiram
30  gram Urea/15 liter air/500 bibit
9
Disemprot/Disiram
40  gram Urea/15 gram MOP/15 liter air/500 bibit
11
Disemprot/Disiram
40  gram Urea/15 gram MOP/15 liter air/500 bibit



PERHITUNGAN BENIH TUMBUH SETELAH 2 MINGGU - 1 BULAN SETELAH TANAM
Setelah dua minggu sampai satu bulan setelah tanam dilakukan perhitungan benih yang tidak tumbuh, bila benih tidak tumbuh lebih dari 2% laporkan kepada departemen riset atau quality control dan simpan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

SELEKSI BIBIT
Seleksi bibit di pre nursery dilakukan dua tahap yaitu pada umur 2 bulan setelah tanam dan pada saat transplanting.

Adapun jenis bibit - bibit yang diafkir yaitu :
  • Pucuk bengkong/ berputar : hal ini dikarenakan penanaman terbalik (plumula dibawah, sedangkan rakikula dibawah ),
  • Daun lalang / daun sempit : faktor genetik,
  • Daun kerdil dan sempit : faktor genetik,
  • Daun menyempit / tegak : faktor genetik,
  • Daun menggulung : faktor genetik,
  • Daun melipat : kekurangan air,
  • Bibit kerdil : kekurangan air / faktor genetik,
  • Chimaera : faktor genetik,
  • Terserang penyakit seperti bercak daun (jamur culvularia), daun membusuk dari tepi (anthracnose)yang disebabkan oleh jamur Botriodiplodia, Melanconium elaidis, dan Glomerella singulata.       

BAHAN KIMIA DI NURSERY

Insektisida


Merek
Sasaran
Dosis
Dursban 75
Belalang
2,0 – 3,0 ml/lt air
Diptrex 95 SP
Serangga pemakan daun
1,5 – 2,0 gr/lt air
Furadan 3 G
Serangga pemakan daun
20 gr/bibit
Orthene 50 SP
Serangga pemakan daun
1,5 – 2,0 gr/lt air



Fungisida


Merek
Sasaran
Dosis
Polyram Comby
J a m u r
2,0 – 3,0 gr/lt air
Tiram
J a m u r
2,0 – 3,0 gr/lt air
Captam
J a m u r
2,0 – 3,0 gr/lt air
Ditahane
J a m u r
2,0 – 3,0 gr/lt air



Herbisida


Merek
Sasaran
Dosis
Gramoxone
G u l m a
8,0 ml/lt air
Roud up
G u l m a
4,0 ml/lt air
Basmilang
G u l m a
4,0 ml/lt air
Polaris
G u l m a
4,0 ml/lt air
Basta
G u l m a
4,0 ml/lt air




Akarisida


Merek
Sasaran
Dosis
Tedion
Tungau Merah
1,5 – 2,0 ml/lt air
Rogor 40
Tungau Merah
1,5 – 2,0 ml/lt air
Mitac
Tungau Merah
1,5 – 2,0 ml/lt air
Plictron
Tungau Merah
1,5 – 2,0 ml/lt air



Catatan : Waktu aplikasi bahan kimia diatas adalah setelah penyiraman bibit, jangan setelah aplikasi lalu dilakukan penyiraman bibit, untuk itu diperlukan koordinasi antara pekerja pengendalian hama dan penyakit dengan petugas penyiraman bibit.


CONTOH BERBAGAI KONDISI KECAMBAH
Kondisi Penyemaian Benih




Umur Benih (Satuan Minggu)
Percepatan pertumbuhan plumula dan rakidula dipengarungi oleh suhu, bila terpaksa harus melakukan penyimpanan (tidak langsung disemai) maka simpan dalam ruangan yang bersuhu 20 deraja celcius.

Catatan : Benih yang sampai harus segera disemai, untuk perlu persiapan yang matang antara persiapan lahan dan pembelian benih. 





Culling Types


Sistem Pembibitan Satu Tahap (Single Stage)
Catatan : Menggunakan sistem pembibitan satu tahap harus menjamin persediaan air untuk penyeraman.






Bedengan di Tahap Pre Nursery
Pembibitan di pre nursery boleh saja tidak menggunakan naungan asalkan persediaan air dan penyiraman terjamin.

















Bersambung.....